Saya Berpikir, Jika Saya Berpikir Mampukah Saya Berpikir?
Kadang saya sering berpikir, bagaimana caranya agar kehidupan ini berjalan sebagaimana ‘mestinya’ tanpa harus ada kejahatan, salah, dan semacamnya.
Saya pikir hidup akan sangat indah.
Tenang, damai, tentram, dan tentu nyaman.
Terutama dalam hal keyakinan, atau dalam bahasa resminya Agama.
Saya tak munafik, sebagai orang yang percaya akan Dzat yang satu, harus saya akui, hampir semua perselisihan yang terjadi di dunia ini secara tak langsung akibat pengaruh keyakinan, bernama Agama.
Karna Agamalah ada si kafir, ada sijahat, ada sisesat, ada simunafik, ada surga, ada neraka, ekspansi agama dan lain-lain.
Saya sering berpikir, bisakah menyatukan semua keyakinan manusia berkumpul dalam nama satu Agama..?
Dan bersatu tanpa ada label sijahat dan sibaik.?
Tanpa perang, tanpa salin ejek, saling caci dan sebagainya..?
Saya berpikir hidup ini tentu akan terasa lebih damai.
Namun saya sering berpikir juga, bagaimana mungkin ada sibaik tanpa ada sijahat.?
Bagaimana mungkin ada siang tanpa ada malam..?
Bukankah abnormal bila mata kita cuma satu.?
Saya pikir kurang nikmat menikmati musik dalam modus monosound..
Dan saya pikir betul-betul abnormal bila didunia ini hanya terdapat satu gender.
betul tidak.?
Saya pikir lagi, apakah ini yang disebut keadilan Tuhan..?
Saya pikir Ya.,
Karna dalam pikiran saya, manusia memang cenderung sok tahu, sok tahu artinya pura-pura tahu, setelah dijalani dan terasa tidak mengenakan, baru terpikir bahwa kesok tahuanya adalah betul-betul sok tahu.
Saya pikir Tuhan benar-benar tahu kenapa Dia membede-bedakan..
Maka saya pikir, sudah seharusnya manusia bersyukur karna adanya perbedaan.
Apalagi kalau saya pikir sebagai seorang lelaki, Tuhan tidak menciptakan mahluk yang bernama wanita, gawat sekali tuh..
Tentu saya takan bisa merasakan nikmatnya bercinta dengan wanita, seperti para Malaikat, juga Tuhan.
Saya pikir….
Saya pikir hidup akan sangat indah.
Tenang, damai, tentram, dan tentu nyaman.
Terutama dalam hal keyakinan, atau dalam bahasa resminya Agama.
Saya tak munafik, sebagai orang yang percaya akan Dzat yang satu, harus saya akui, hampir semua perselisihan yang terjadi di dunia ini secara tak langsung akibat pengaruh keyakinan, bernama Agama.
Karna Agamalah ada si kafir, ada sijahat, ada sisesat, ada simunafik, ada surga, ada neraka, ekspansi agama dan lain-lain.
Saya sering berpikir, bisakah menyatukan semua keyakinan manusia berkumpul dalam nama satu Agama..?
Dan bersatu tanpa ada label sijahat dan sibaik.?
Tanpa perang, tanpa salin ejek, saling caci dan sebagainya..?
Saya berpikir hidup ini tentu akan terasa lebih damai.
Namun saya sering berpikir juga, bagaimana mungkin ada sibaik tanpa ada sijahat.?
Bagaimana mungkin ada siang tanpa ada malam..?
Bukankah abnormal bila mata kita cuma satu.?
Saya pikir kurang nikmat menikmati musik dalam modus monosound..
Dan saya pikir betul-betul abnormal bila didunia ini hanya terdapat satu gender.
betul tidak.?
Saya pikir lagi, apakah ini yang disebut keadilan Tuhan..?
Saya pikir Ya.,
Karna dalam pikiran saya, manusia memang cenderung sok tahu, sok tahu artinya pura-pura tahu, setelah dijalani dan terasa tidak mengenakan, baru terpikir bahwa kesok tahuanya adalah betul-betul sok tahu.
Saya pikir Tuhan benar-benar tahu kenapa Dia membede-bedakan..
Maka saya pikir, sudah seharusnya manusia bersyukur karna adanya perbedaan.
Apalagi kalau saya pikir sebagai seorang lelaki, Tuhan tidak menciptakan mahluk yang bernama wanita, gawat sekali tuh..
Tentu saya takan bisa merasakan nikmatnya bercinta dengan wanita, seperti para Malaikat, juga Tuhan.
Saya pikir….