Sebab Kurang Pas Islam Berpolitik

Seperti kita ketahui, definisi politik itu adalah ilmu, atau seni, atau cara untuk meraih kemenangan. Khususnya Politik Pemerintahan bisa di artikan juga sebagai seni atau ilmu atau bagaimana cara meraih kemenangan untuk membentuk pemerintahan dan berbagi kekuasaan.

Seni atau proses untuk meraih kemenangan ini biasanya terbagi menjadi dua cara, yaitu politik hitam dan politik putih. Politik putih umumnya mengacu pada pedoman ilmu politik secara legal, sedang politik hitam biasanya menghalalkan berbagai cara. Maka pantas dalam lagunya Iwan Fals dikatakan kalau dunia politik itu dunia binatang. Cakar sana cakar sini, itu sudah menjadi hal yang biasa.

Dan saat kita berbicara tentang Islam, yang terbayangkan tentu sebagai aturan hidup manusia secara rohani. Karena sebagai Agama, Islam sejatinya memang makanan hati, begitu juga dengan agama-agama lain. Maka saat Islam di implementasi-kan sebagai ideologi politik, mau tidak mau akan berbenturan dengan seni politik itu sendiri. Politik putih, mungkin tidak akan berefek, sebab agama-pun dianggap sebagai ajaran putih bagi setiap pemuja-nya. Namun saat agama yang selalu berkonotasi putih, bersentuhan dengan politik hitam, ini menjadi sesuatu yang terlihat konyol.

Ini yang sedang terjadi di indonesia, utamanya saat tiba musim-musim pemilu seperti pilpres, pilgub, dan sebagainya. Maka tidak menjadi aneh saat kita dapati seorang muslim mencakar muslim lainya karena berbeda pandangan politik. Bahkan hal ini bisa saling balas membalas, saling ejek, saling maki, saling membuka borok, saling membuka aib, dst sampai tujuan kemenangan berhasil. Padahal menurut ajaran agama manapun hal itu jelas sangat-sangat dilarang.

Jadi menurut saya bukan tidak boleh berpolitik, tapi kalau agama dibawa-bawa ke ranah politik, saya rasa kurang pas, terlihat memalukan dimata yang lainya.

Ingin melihat contoh Sebab Kurang pas islam berpolitik,? Lihat Disini

.

Share :