Simbiosis Manusia Dan Alam
Semua yang ada di dunia ini adalah motor penggerak aktifitas bumi yang sekarang sedang kita pijak, yang artinya semua saling terkait atau salaing berhubungan dalam satu kesatuan yang disebut dengan mata rantai kehidupan. Semua perlu keseimbangan atau stabilitas agar simbiosis mutualis bisa terus berjalan, tanpa keseimbangan semuanya akan punah.
Ini seperti sebuah sepeda motor, terdapat ribuan sparepart yang saling berhubungan dan saling membutuhkan agar motor bisa bergerak di jalanan dengan baik, dan sparepart itu semua harus seimbang. Saat ban dalam bocor, sepeda motor memang masih bisa berjalan, namun karena ketidak seimbangan, akibatnya ban luar juga menjadi rusak, pelg juga menjadi cacat, yang akibatnya sepeda motor itu berhenti total hanya karena ban dalam yang tidak seimbang dengan sparepart lainnya.
Begitulah contoh kehidupan di bumi. sebut saja misalnya tidak ada bakteri di dunia ini, atau sebut saja misalnya ekosistem bakteri di dunia ini berkurang, maka ini akan berdampak pada ekosistem manusia, bisa berkurang atau bahkan punah. Contoh lainya dalam kehidupan sehari hari kita misalnya terjadi pada petani. Karena banyaknya orang yang menangkap ular dan kodok, maka jumlah ular dan kodok dalam sebuah ekosistem menjadi berkurang bahkan hilang. Dan ini tentu berdampak pada ekosistem lainya. Hama tikus atau serangga pengerat jumlahnya makin meningkat dan tidak terkontrol karena ketidak seimbangan, yang berdampak pada penghasilam para petani, karena padi yang ditanam petani menjadi rusak.
Itu semua terjadi dalam satu mekanisme hukum alam, yang satu sama lain saling bergantung dan saling membutuhkan. Ini menjawab pemikiran bahwa manusialah yang paling memiliki kepentingan menentukan tatanan ekosistem. Banyak yang berpandangan bahwa alam dapat dilihat sebagai objek, alat, dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia hanya karena merasa sudah menjadi mahluk paling sempurna dengan akal dan pikirannya. Bahkan di sisi lain menganggap bahwa manusialah pemimpin di bumi ini. Apakah betul arti khalifah seperti itu?
Tentu saja tidak, justru dengan pemikiran seperti itu akan memicu munculnya sikap yang tidak bersahabat dengan alam, dan tidak menghargai adanya lingkungan hidup untuk kepentingan semuanya.
Intinya kita harus tetap menjaga keseimbangan alam dalam hal apapun, baik secara organik seperti yang saya urai di atas, maupun secara anorganik. Misalnya dalam hal pemikiran, atau ide. Karena sudah bukan rahasia lagi, kalau rusaknya alam salah satu penyebabnya adalah ketidak stabilan pemikiran manusia.
Post a Comment for "Simbiosis Manusia Dan Alam"
Silahkan berkomentar sesuai tema posting di atas. Komentar jorok, spam, atau tidak relevan, akan kami hapus secara permanen.