Maulid Nabi Antara Seremoni dan Esensi
Karena hari sabtu istri saya selalu libur bekerja, saya sampai tidak engeuh kalau kemarin adalah tanggal merah. Dan setelah melihat kalender, saya baru tahu kalau kemarin itu adalah Maulid Nabi Muhammad SAW. Tadinya saya ingin mengucapkan selamat merayakan hari kelahiran nabi kepada teman-teman facebook, tapi akhirnya niat itu saya urungkan dengan berbagai pertimbangan. Maka lahirlah tulisan ini sebagai gantinya.
Dulu alm kakek saya sering bercerita mengenai riwayat Nabi Muhammad, terutama kisah keteladanan Rasulallah. Dan cerita favorit saya adalah kisah Nabi yang menyuapi orang buta yahudi. Dari kisah tersebut, saya paham jika Nabi tidak hanya mengajarkan tata cara beribadah yang baik kepada umatnya, lebih jauh beliau juga mengajarkan bagai mana tata cara berkehidupan sosial yang baik, termasuk dengan umat non muslim sebagai esensi kesalehan sosial.
Dulu alm kakek saya sering bercerita mengenai riwayat Nabi Muhammad, terutama kisah keteladanan Rasulallah. Dan cerita favorit saya adalah kisah Nabi yang menyuapi orang buta yahudi. Dari kisah tersebut, saya paham jika Nabi tidak hanya mengajarkan tata cara beribadah yang baik kepada umatnya, lebih jauh beliau juga mengajarkan bagai mana tata cara berkehidupan sosial yang baik, termasuk dengan umat non muslim sebagai esensi kesalehan sosial.
Belakangan sering saya temui berita tentang orang yang saling melaporkan ke pihak berwajib karena dugaan mencemarkan nama baik atau penghinaan. Apa lagi jika kedua pihak berlainan agama, riuhnya bukan kepalang. Saya bisa membayangkan jika Nabi Muhammad hidup di jaman ini. Ditambah dengan menjamurnya sosial media, jutaan orang mungkin akan unggah bale watangan setiap harinya.
Berkaca dari situ maka saya menyimpulkan, jaman sekarang ini sedikit sekali orang yang memiliki sifat kesalehan sosial seperti Nabi Muhammad. Tapi kalau yang unjuk kesalehan dari sisi ibadah, apa lagi di sosial media, buuuaanyyak sekali. Contohnya mungkin bisa anda lihat pada gambar.
Intinya, dengan momentum Maulid nabi, saya hanya ingin mengajak " mari kita meneladani Rasulallah secara utuh ". Maksud utuh disini kesalehan secara vertikal dan horizontal, kesalehan habluminallah dan habluminannas. Kesalehan kepada Tuhan dan kepada sesama manusia.
Sumber : Copy Paste.
Post a Comment for "Maulid Nabi Antara Seremoni dan Esensi"
Silahkan berkomentar sesuai tema posting di atas. Komentar jorok, spam, atau tidak relevan, akan kami hapus secara permanen.