Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Saat Nalar Mati Oleh Omnibus Law

Berkumpulnya dosen, guru besar, dan sejenisnya dalam sebuah forum, itu bukan ukuran bahwa pemikiran forum itu sudah benar. Konteksnya sangat berbeda, jika kita menjadikan mereka sebagai referensi untuk hal apapun. Karena posisi tawar dosen atau guru besar itu, hanya menunjukan bahwa tingkat pendidikan formal mereka tinggi, bukan menunjukan sebuah kebenaran.

Karena faktanya banyak juga dosen, akademisi, dan kaum intelektual lainnya yang mendukung Omnibus Law. Jadi ini hanya masalah penafsiran. Orang bisa menafsirkan apapun sesuai daya tangkap dan nalarnya, bukan status atau pekerjaanya. Apa lagi jika tafsir yang dibuatnya sudah terkontaminasi oleh kepentingan, segala daya mati seketika.

Tidak percaya.!?
Tidak sedikit dosen atau guru besar yang terpapar radikalisme di negeri ini, dan itu hasil dari penafsiranya tentang ayat jihad. Mereka Menganggap itu benar walau menurut yang lainya salah. Saya paham akar masalah multi tafsir ini tidak akan selesai karena sumbernya sudah lama meninggal. Tapi omnibus law itu rancangan manusia, bukan rancangan Tuhan seperti ayat jihad.

Anda bisa menanyakan langsung apa maksud yang tertulis dalam omnibus law. Karena hanya perancang, dan pembuatnya yang tahu. Tinggal masalahnya, mau menerima penjelasan atau tidak. Itu kembali pada pribadi masing masing. Bukan pribadi dosen atau guru besar. Kecuali jika nalar anda memang benar benar sudah mati dan tak mampu berpikir lagi alias goblok.
Maka judul tulisan ini sudah tepat.


Taohids

Post a Comment for "Saat Nalar Mati Oleh Omnibus Law"