Sebab Saya Disebut Provokator Oleh Ketua KPU
Dari kemarin sering saya menggembar-gemborkan
Baik didunia nyata maupun dunia maya,
Bahwa pemilu itu hampir tidak ada gunanya sama sekali.
Karena siapapun mereka yang terpilih menjadi pemimpin,
Tetap tidak akan ada yang mampu membuat perubahan,
Baik bagi kehidupan massa yang memilihnya, apa lagi massa yang tidak memilihnya.
Karena pernyataan saya diatas,
Tadi pagi saya di telpon oleh ketua KPU.
Saya di tegor,
Katanya pernyataan tersebut membuat suasana menjadi tidak kondusif menjelang pemilu nanti.
Bahkan beliau sampai menilai saya sebagai provokator dan anti demokrasi.
Karena kejadian diatas saya bukanya berhenti,
Tapi malah lebih yakin bahwa pemilu itu benar benar tidak ada gunanya.
Sekarang, kita kembali ke pokok permasalahan.
Kenapa saya menyebut pemilu tidak ada gunanya.?
Intinya begini,
Sebaik apapun kerja calon pemimpin yang terpilih nanti, segagah apapun dia, secanggih apapun pemikiran dia,
Tetap tidak akan ada gunanya, dan tetap tidak akan membawa perubahan pada keseluruhan team NKRI,
Bila yang di pimpinya masih mengadopsi pemikiran primitif seperti pemikiran ketua KPU diatas,
Dimana tanpa terlebih dahulu berpikir kritis analis, langsung menilai saya sebagai anti demokrasi.
Padahal cara kerja seorang pemimpin apapun konstitusinya,
Tidak jauh beda dengan cara kerja seorang manejer team klub sepak bola.
Sehebat apapun taktik yang dipakai, secanggih apapun formasi yang diterapkan pelatih,
Tetap tidak akan membuahkan kemenangan bagi team,
Bila para pemainya tanpa memiliki skill yang bagus, tidak memahami apa yang di instruksikan, apalagi sampai tidak ada kerja sama antar satu team.
Berkaca dari situ,
Jadi sebetulnya yang harus dirubah itu bukan sosok pemimpinya
Karena pemimpin itu hanya berada di area 1%,
Selebihnya ada pada sosok dalam diri kita sendiri,
Mau berubah berpikiran maju, tetap jalan di tempat, atau malah ingin berpikiran mundur..?
Itu yang harus dipilih..
Dan pilihan tentunya ada ditangan anda..
Selamat Berpikir.!
Baik didunia nyata maupun dunia maya,
Bahwa pemilu itu hampir tidak ada gunanya sama sekali.
Karena siapapun mereka yang terpilih menjadi pemimpin,
Tetap tidak akan ada yang mampu membuat perubahan,
Baik bagi kehidupan massa yang memilihnya, apa lagi massa yang tidak memilihnya.
Karena pernyataan saya diatas,
Tadi pagi saya di telpon oleh ketua KPU.
Saya di tegor,
Katanya pernyataan tersebut membuat suasana menjadi tidak kondusif menjelang pemilu nanti.
Bahkan beliau sampai menilai saya sebagai provokator dan anti demokrasi.
Karena kejadian diatas saya bukanya berhenti,
Tapi malah lebih yakin bahwa pemilu itu benar benar tidak ada gunanya.
Sekarang, kita kembali ke pokok permasalahan.
Kenapa saya menyebut pemilu tidak ada gunanya.?
Intinya begini,
Sebaik apapun kerja calon pemimpin yang terpilih nanti, segagah apapun dia, secanggih apapun pemikiran dia,
Tetap tidak akan ada gunanya, dan tetap tidak akan membawa perubahan pada keseluruhan team NKRI,
Bila yang di pimpinya masih mengadopsi pemikiran primitif seperti pemikiran ketua KPU diatas,
Dimana tanpa terlebih dahulu berpikir kritis analis, langsung menilai saya sebagai anti demokrasi.
Padahal cara kerja seorang pemimpin apapun konstitusinya,
Tidak jauh beda dengan cara kerja seorang manejer team klub sepak bola.
Sehebat apapun taktik yang dipakai, secanggih apapun formasi yang diterapkan pelatih,
Tetap tidak akan membuahkan kemenangan bagi team,
Bila para pemainya tanpa memiliki skill yang bagus, tidak memahami apa yang di instruksikan, apalagi sampai tidak ada kerja sama antar satu team.
Berkaca dari situ,
Jadi sebetulnya yang harus dirubah itu bukan sosok pemimpinya
Karena pemimpin itu hanya berada di area 1%,
Selebihnya ada pada sosok dalam diri kita sendiri,
Mau berubah berpikiran maju, tetap jalan di tempat, atau malah ingin berpikiran mundur..?
Itu yang harus dipilih..
Dan pilihan tentunya ada ditangan anda..
Selamat Berpikir.!
Post a Comment for "Sebab Saya Disebut Provokator Oleh Ketua KPU"
Silahkan berkomentar sesuai tema posting di atas. Komentar jorok, spam, atau tidak relevan, akan kami hapus secara permanen.