Rasisme Itu Fuck..!
Pagi yang cerah untuk mencari sarapan dikota New York, Kota dimana saya sedang berkhayal mengunjunginya.
Kedai yang saya masuki sudah lumayan ramai. Dan saya lihat hampir semua pengunjung kedai ini adalah orang pribumi yang berkulit putih. Kecuali saya asal Indonesia yang berkulit gelap.
Namun itu bukan masalah, saya tetap melangkah masuk, dan langsung duduk di pojok ruangan yang kebetulan kursinya masih kosong.
Setelah itu lalu saya memesan sebuah bagel dan segelas susu. Belum sempat saya menikmati sarapan yang dipesan, terdengar suara lantang dari seorang pria kulit putih dengan perawakan tinggi besar yang duduk tepat dibelakang saya.
" Orang dengan kulit berwarna tidak seharusnya masuk, duduk, lalu sarapan dikedai ini ".
Saya tahu, kata kata tersebut pasti ditujukan kepada saya. Secara refleks saya berbalik menghadapinya, lalu saya katakan sesuatu padanya dengan suara yang agak keras.
" listen to me mr perfect, saat lahir kulit saya ini berwarna gelap. saat saya beranjak dewasa, saat saya sakit, saat saya ditimpa terik matahari, saat saya kedinginan, bahkan saat saya mati, warna kulit saya tidak pernah berubah. Tetap gelap. ".
Semua mata pengunjung kedai tiba tiba tertuju kepada saya. Lantas saya melanjutkan kata kata saya
" Bagaimana dengan anda tuan.?
Saat lahir kulit anda berwarna merah jambu, betul.?
Saat beranjak dewasa, kulit anda menjadi putih.
Namun saat sakit, kulit anda berubah jadi kehijauan.
Dan saat anda sedang berjemur, tiba tiba saja kulit anda menjadi kemerah merahan.
Saat kedinginan, warna kulit anda jadi membiru. Dan saat anda mati, kulit anda berubah jadi berona lembayung..
Apakah semua fakta itu betul tuan.? "
Tidak ada jawaban sama sekali,
Suasana kedai mendadak seperti di pekuburan.
" Nah, dengan semua fakta yang terjadi pada warna kulit anda, apakah tuan masih punya alasan menyebut saya orang dengan kulit berwarna.? "
Kembali tidak ada jawaban, bule tinggi besar tersebut malah berdiri, lalu pergi setelah membayar apa yang dia makan. Setelah itu lalu saya kembali menghadapi sarapan saya yang tertunda..
Tapi saat saya hendak menyantapnya,
Tiba tiba datang seorang anak perempuan berkulit putih mendatangi saya, lalu menciumi pipi saya sampai beberapa kali.
" Pa.. pa.. kata mamah bangun pa, udah siang., "
" apa..? hah..., hanya mimpi.?
" O.. sayang.. i love you so so much.." ujar saya sambil mencium pipi anak saya yang baru berumur 6 tahun.
" please.. tell to ur momi, im coming "
" ok pa.."
Belum juga anak manis yang nemplok diatas perut saya ini beranjak, seorang bidadari bule asli Amerika nongol dari balik pintu, lantas mendatangi dan mencium saya yang masih malas untuk bangun.
Kedai yang saya masuki sudah lumayan ramai. Dan saya lihat hampir semua pengunjung kedai ini adalah orang pribumi yang berkulit putih. Kecuali saya asal Indonesia yang berkulit gelap.
Namun itu bukan masalah, saya tetap melangkah masuk, dan langsung duduk di pojok ruangan yang kebetulan kursinya masih kosong.
Setelah itu lalu saya memesan sebuah bagel dan segelas susu. Belum sempat saya menikmati sarapan yang dipesan, terdengar suara lantang dari seorang pria kulit putih dengan perawakan tinggi besar yang duduk tepat dibelakang saya.
" Orang dengan kulit berwarna tidak seharusnya masuk, duduk, lalu sarapan dikedai ini ".
Saya tahu, kata kata tersebut pasti ditujukan kepada saya. Secara refleks saya berbalik menghadapinya, lalu saya katakan sesuatu padanya dengan suara yang agak keras.
" listen to me mr perfect, saat lahir kulit saya ini berwarna gelap. saat saya beranjak dewasa, saat saya sakit, saat saya ditimpa terik matahari, saat saya kedinginan, bahkan saat saya mati, warna kulit saya tidak pernah berubah. Tetap gelap. ".
Semua mata pengunjung kedai tiba tiba tertuju kepada saya. Lantas saya melanjutkan kata kata saya
" Bagaimana dengan anda tuan.?
Saat lahir kulit anda berwarna merah jambu, betul.?
Saat beranjak dewasa, kulit anda menjadi putih.
Namun saat sakit, kulit anda berubah jadi kehijauan.
Dan saat anda sedang berjemur, tiba tiba saja kulit anda menjadi kemerah merahan.
Saat kedinginan, warna kulit anda jadi membiru. Dan saat anda mati, kulit anda berubah jadi berona lembayung..
Apakah semua fakta itu betul tuan.? "
Tidak ada jawaban sama sekali,
Suasana kedai mendadak seperti di pekuburan.
" Nah, dengan semua fakta yang terjadi pada warna kulit anda, apakah tuan masih punya alasan menyebut saya orang dengan kulit berwarna.? "
Kembali tidak ada jawaban, bule tinggi besar tersebut malah berdiri, lalu pergi setelah membayar apa yang dia makan. Setelah itu lalu saya kembali menghadapi sarapan saya yang tertunda..
Tapi saat saya hendak menyantapnya,
Tiba tiba datang seorang anak perempuan berkulit putih mendatangi saya, lalu menciumi pipi saya sampai beberapa kali.
" Pa.. pa.. kata mamah bangun pa, udah siang., "
" apa..? hah..., hanya mimpi.?
" O.. sayang.. i love you so so much.." ujar saya sambil mencium pipi anak saya yang baru berumur 6 tahun.
" please.. tell to ur momi, im coming "
" ok pa.."
Belum juga anak manis yang nemplok diatas perut saya ini beranjak, seorang bidadari bule asli Amerika nongol dari balik pintu, lantas mendatangi dan mencium saya yang masih malas untuk bangun.