Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ramadhan Bulan Penuh Berkah Untuk Warung Makan

Jika kita menggunakan pemikiran yang Rasional, mestinya omset tempat warung makan atau warung kopi bisa menurun saat bulan puasa. Karena tentu konsumen yang biasa sehari hari ngopi dan makan berpuasa. Kalau ngopi atau makan paling di saat magrib sampai waktu imsak. Namun setelah saya melakukan verifikasi terhadap pemilik pemilik warung, yang terjadi malah sebaliknya. Omset mereka bisa 2 kali lipat dibanding bulan bulan biasa, walaupun durasi jualanya sama.

Warung makan ditutupi tirai saat bulan puasa

PERMASALAHAN
Sepertinya di kota kota besar yang heterogen, puasa ramadhan bukan sesuatu yang sakral lagi. Karena saya melihat tidak ada perbedaan antara bulan puasa dan bulan biasa. Kalaupun ada perbedaan paling dalam cara makan, kalau bulan biasa makan dan ngopi dilakukan secara terang terangan, kalau bulan puasa dilakukan dengan cara sembunyi sembunyi.
Euforia Ramadhan, sangat terasa sebelum dan saat seminggu puasa. Puasa pertama warung hampir tidak ada yang buka, dan mesjid pun selalu dipenuhi oleh yang hendak melaksanakan sholat tarawih. Namun setelah seminggu, warung buka seperti biasa walau ditutup tirai. Dan yang melaksanakan tarawih pun semakin sedikit. 

EFEK
Fenomena ini tentu sangat berefek, terutama secara riligius dan ekonomi.
Secara religi fenomena ini memang sangat menyedihkan, karena puasa adalah salah satu ibadah wajib yang harus dijalani umat muslim (kecuali dalam situasi dan kondisi tertentu, bisa tidak berpuasa namun tetap harus dibayar di bulan lainnya). Puasa masuk ke dalam salah satu Rukun Islam.
Namun secara ekonomi, Fenomena ini sangat bagus bagi pedagang makanan. Karena banyak orang yang biasa makan dirumah, pindah di warung makan. Di rumah, orang orang ini biasanya mengaku berpuasa, untuk menghargai atau mencontohkan istri dan anaknya yang masih kecil untuk berpuasa. Padahal karena ketidak patuhan pada ajaran agama atau tipisnya iman, dia sendiri tidak puasa dengan bermacam alasan. Terlihat konyol memang, tapi itulah fakta yang ada.

PENUTUP
Puasa secara etimologi adalah menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu. Dan secara terminologi ulama ulama fiqh, puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan syarat syarat puasa, mulai dari waktu imsak sampai beduk maghrib. Intinya puasa adalah salah satu bentuk kepatuhan pada perintah Tuhan. Namun patuh ataupun tidak pada perintah Tuhan, lebaran nanti yang jelas anda bisa memakai baju baru.

Post a Comment for "Ramadhan Bulan Penuh Berkah Untuk Warung Makan"