Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Setelah Aku Mati

Entah kenapa, tiba-tiba saja kepalaku terasa begitu pusing,
Penglihatanku berkunang-kunang.
Pikulan yang ada dipundaku terasa semakin berat,
Padahal singkong yang tiap hari aku jajakan tinggal setengah.
Aku tak kuat lagi menahan bebanya,
Lalu ambruk dipinggir jalan yang begitu sepi.
Setelah itu aku tidak ingat apa apa lagi.

Saat sadar, aku begitu kaget.
Karena suasana yang kudapati begitu asing, aku belum pernah disini sebelumnya.
Kupaksakan bangkit dari tempat tidur
Yang mungkin cuma orang kaya yang mampu membelinya.
Tapi aku tak peduli, yang ingin segera ku ketahui adalah " dimana aku.!? ".

Aku berdiri dan melangkah menuju pintu keluar dari kamar yang begitu megah.
Langkahku terasa ringan, napasku tidak tersengal seperti saat aku memikul daganganku.
Maklum, usiaku sudah setengah abad lebih.

Saat pintu kamar sudah kulewati, aku semakin kaget.
Karena ruangan tempat dimana aku berdiri sekarang,
Ternyata lebih luas dan lebih megah dari pada kamar dimana tadi aku tersadar.

Entah darimana datangnya,
Tiba tiba saja didepanku berdiri seorang pemuda gagah, dengan wajah begitu tampan dan bercahaya.
Aku tersurut mundur hingga dua langkah,
Namun pemuda tersebut dengan reflek menarik tanganku yang hampir jatuh.
" tidak usah takut Sugiman..".
Dia tersenyum padaku.

" kamu ini siapa nak.? Dan bapak ada dimana.? ".
Aku kaget, karena suaraku begitu jernih, tidak seperti biasanya.

" jangan panggil nak, kita ini sebaya ".
" Kau sekarang ada di rumah-Ku Giman. Tadi aku menemukanmu pingsan dan tergeletak dipinggir jalan. Aku sudah berusaha membangunkanmu, tapi karena kau tak siuman juga, akhirnya aku bawa saja kesini ". Tambah dia.

Lantas aku pikir pemuda ini mungkin sudah gila, menyebut dia dan aku sebaya, walau penglihatan mataku mulai tak jelas, tapi sekarang begitu jelas terlihat, bila ditaksir usianya paling sama dengan anak sulungku.

" hahaha.. Tidak percaya kau Giman,? Coba sekarang kau bercermin "

Aku melengak, merasa ditelanjangi karena isi pikiranku terbaca olehnya,
Segera aku melangkah menuju cermin yang menempel di dinding.
Lagi lagi aku dibuat terkejut,
Di sebrang cermin kudapati bayangan wajahku saat aku masih berusia 20 tahun.

" gila..! Ini gila..! Siapa kau sebenarnya anak muda.? ".
Tanyaku setengah berteriak.

Dia hanya tersenyum menyikapi tanyaku.
" sudahlah.. Kau tak perlu tahu siapa aku. Sekarang pulanglah., anak istrimu sedang berduka menanti kepulanganmu ".
Jawab dia sambil menunjuk ke arah pintu.

Tanpa basa basi lagi, aku segera berlalu meninggalkan anak muda tersebut.
Walau sebenarnya banyak sekali pertanyaan untuk dia.
Terutama tentang keanehan-keanehan diriku saat ini, juga kemisteriusan sosok pemuda tersebut, siapa sebetulnya dia.!?.
Namun aku teringat anak dan istriku, aku tidak mau membuat mereka khawatir karena aku terlambat pulang.
Apalagi istriku, sakitnya malah semakin parah.
Setelah aku berada diluar, kulihat lagi bangunan rumah di belakangku,
Begitu menakjubkan.

Tidak sampai 5 menit, aku sudah hampir sampai dipekarangan rumahku.
Namun dahiku berkerenyit, dari kejauhan aku lihat disana banyak sekali orang.
Suasananya seperti ada orang yang meninggal.
" jangan-jangan istriku... Oh.. Tidak.!"

Dengan hati yang berdebar, aku berlari menuju rumahku.
" hmm.. Ternyata aku masih kuat berlari "
gumamku penuh rasa heran.

Sesampainya dipekarangan rumah, aku segera bertanya pada Pak Ujang yang memang berada disitu,
" Pak Ujang, ada apa ini.? "
tapi, jangankan menjawab, menolehpun dia tidak.
Aku tanya Pak RT, aku tanya pada Bu Nani gurunya anaku.
Sikap semuanya sama, tidak menjawabku juga tidak memperhatikanku.
Mereka tetap asik dengan suasana dukanya masing masing.

Dengan perasaan kesal karena sikap mereka, aku segera memasuki rumah.
Disini rasa kagetku memuncak.
Karena diruang tengah, kudapati tubuh rentaku berbaring kaku ditutup sehelai kain.
Dengan lubang hidung di tutupi kapas,
Tubuhku dikelilingi ibu ibu pengajian yang khusuk membacakan ayat ayat Al Qur'an.
Sementara istri dan anaku saling berangkulan menahan tangis di pojok ruangan.

TAMAT

Post a Comment for "Pengalaman Setelah Aku Mati"